MENYELUSURI MAKNA TERSEMBUNYI: IDENTIFIKASI ASBĀB AL-NUZUL DAN IMPLIKASINYA DALAM TAFSIR AL-QUR'AN

  • Rodhotun Nimah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
  • Roikhatul Jannatul Bariroh Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Keywords: Asbāb al Nuzul, al-Qur’an

Abstract

Asbāb  al Nuzul telah banyak digunakan para mufasir untuk memahami ayat al-Qur’an. Maka perlulah seorang mufasir mampu menganalisis kesohehan Asbāb  nuzul di dalam Al-Qur’an. Penelitian dengan metode diskriptif-analisis ini menghasilkan pengertian Asbāb  nuzul adalah pemberitahuan atau berita tentang turunnya suatu ayat baik berkenaan dengan suatu kejadiaan atau pertanyaan, yakni ketika suatu peristiwa terjadi dan al-Qur’an diturunkan tentangnya. Kedua, ketika Rasulullah SAW. ditanya tentang sesuatu dan diturunkan al-Qur’an yang menjelaskan hukumnya. Untuk mengetahui Asbāb  nuzulnya ayat, maka perlu memperhatikan yang pertama, wahyu didasarkan pada kesahihan riwayat Rasulullah SAW. atau pada sahabat. Kedua Apabila riwayat diambil sebelum dimusnadkan pada sahabat, jika  dari tabi’in, maka dinilai marfu’ tetapi mursal, dan dapat diterima pula jika benar sanadnya. Ketiga, Para mufasir banyak yang menyebutkan Asbāb  diturunkannya ayat dengan perbedaan jalan sandaran, yakni dengan melihat ungkapannya. Perbedaan jumlah ayat dalam al-Qur’an terdapat tujuh pendapat yang terkenal yang disebutkan dalam kitab al-Bayᾱn fῑ ‘adῑ al-Qur’ᾱn. Yakni Al-Madanῑ al-Awwal: Dalam riwayat kufi dari ahli Madina ada 6.217 ayat. Sedang dalam riwayat ahlul Basrah ada 6.214 ayat, Al-Madanῑ al-Akhῑr: 6.214 ayat, Al-Makkῑ: 6.210 ayat, Al-Baṣrῑ : 6.204 ayat, Al-Dimashqῑ : 6.227 dan dikatakan 6226 ayat, Al-Ḥamṣῑ : 6.232 ayat, Al-Kūfῑ : 6.236 ayat. Menurut al-Suyūťi ada 591 ayat, dan menurut Al-Wahidi ada 715 ayat yang mempunyai Asbāb al-Nuzūl. Jika dipersenkan sekitar 9-10%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak semua ayat-ayat didalam al-Qur’an memiliki Asbāb  nuzul, meski dinilai penting tetap tidak bisa sesukanya mengambil peristiwa pada zaman Rasulullah untuk dijadikan sebagai Asbāb  turunnya suatu ayat.

References

Al-Qaththan, Manna’. Mabᾱḥits Fῑ ‘Ulūmi al-Qur’an, (Kairo: Maktabah Wahbah, 2007).
Abῑ ‘Abdurrahman As-Suyūtῑ, Jalaluddin. Asbᾱbu Al-Nuzūl (Lubᾱbu Al-Nuqūl Fῑ Asbᾱbu Al-Nuzūl), (Lebanon: Muassasah As Tsaqofah, 2002).
Abdirrahman Muqbil bin Hadi al Wadi’I, Abu. Al-Ṣaḥῑhu Al Musnad Min Asbᾱb Al Nuzūl, (Yaman: Maktabah Shan’a al Atsariyyah, 2004).
Hasan Ali bin Ahmad bin Muhammad bin Ali al Wᾱhidῑ, Abi. Asbᾱb al-Nuzūl al-Qur’an, (Riyadh: Dar al Maiman, 2005).
Hm, Sahid. Ulumul Qur’an, (Memahami Otentifikasi Al-Qur’an), Surabaya: Pustaka idea, 2016.
Makhfud, Mengkaji Ulang Signifikansi Asbab Al-Nuzul Dalam Pemahaman Al-Qur’an, Jurnal Tribakti,Vol. 21 No,1(2010),
Nuzul: Kamus al Ma’ᾱnῑ , diakses 17 Des. 2022.
Umar Wᾱlidᾱnῑ Al-Andalisῑ, Abi.”Al Bayᾱnu Fῑ ’Addi Ayi al –Qur’ᾱn”, (Kuwait: Markaz Al-Mukhṭuṭt Wa Al-Turᾱth Wa Al-Wathᾱiq),
Warson Munawwir, Ahmad. Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap,(Surabaya: Pustaka Progressif, 1984).
Zainal Arifin, Pengantar Ulumul Qur’an, (Medan: Duta Azhar, 2018).
Published
2024-01-23
Section
Articles

Most read articles by the same author(s)